Hati-hati! Terlalu Sering Bermain Media Sosial Bisa Sebabkan Insomnia


KIM Pasawahan Hebat
- Saat ini kebanyakan orang selalu mengakses media sosial di kehiudpan sehari-hari. Mulai dari pagi hari hingga waktu menjelang tidur. 

Bermain media sosial menjadi salah satu aktivitas sebelum tidur yang umum dilakukan. Meskipun kegiatan ini terasa tidak melelahkan, namun bermain media sosial terlalu sering memiliki efek negatif untuk kesehatan fisik dan mental seseorang.

Dilansir dari halodoc, menurut studi dari International Journal of Environment Research and Public Health mengungkapkan, penggunaan smartphone yang terlalu lama dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami insomnia.

Penggunaan smartphone berkaitan erat dengan bermain media sosial. Studi tersebut menjelaskan bahwa penggunaan media sosial harus tetap dibatasi, paling tidak selama 2 jam per hari

Lantas apa hubungannya terlalu sering bermain media sosial dan insomnia?

Smartphone yang digunakan untuk mengakses media sosial memancarkan cahaya biru atau blue light yang menekan pelepasan hormon pemicu tidur, yaitu melatonin. 

Hal inilah mengganggu jam internal alami tubuh yang memberi sinyal kapan waktunya tidur dan bangun. Cahaya biru dan panjang gelombang dari cahaya tersebut membuat seseorang tetap produktif dan fokus.

Sebenarnya, hal ini cocok untuk digunakan pada siang hari. Namun, pada malam hari, cahaya biru dari smartphone sangat tidak ideal. 

Mengingat manusia perlu waktu istirahat atau tidur. Paparan cahaya dari smartphone memberitahu tubuh kamu bahwa ini masih waktu untuk bangun dan bukan tidur.

Pada jam-jam menjelang waktu tidur, ketika tingkat cahaya alami menurun, otak mulai memproduksi hormon yang disebut melatonin, yang menyebabkan kewaspadaan tubuh mulai menurun. Kondisi ini memberi sinyal pada tubuh untuk beristirahat dan bersiap untuk tidur.

Cahaya biru yang dipancarkan oleh smartphone memengaruhi tingkat melatonin tubuh lebih dari panjang gelombang lainnya. Cahaya biru ini memberi sinyal ke otak bahwa ini adalah siang hari. 

Produksi melatonin ditekan dan tidur menjadi tertunda. Tanpa melatonin yang memberi sinyal kepada tubuh bahwa tubuh mengantuk, tubuh tetap terjaga dan waspada, dalam keadaan “gairah kognitif”.

Konten yang Dilihat juga Memengaruhi Insomnia

Fakta sudah membuktikan, terlalu sering media sosial membuat kamu sulit tidur dan mengganggu kualitas tidur. 

Namun, hal yang juga perlu diperhatikan adalah jenis konten yang dilihat berdampak besar. Konten dalam media sosial memengaruhi kamu secara emosional.

Misalnya setelah menonton video sedih, atau setelah mengobrol di grup chat, dan secara kognitif membaca atau menonton konten membuat kamu berpikir. 

Semuanya penting dalam menentukan efek tidak langsung yang ditimbulkan terhadap tidur. Begitu pula dengan platform media sosial yang aktivitasnya berbagai foto, umumnya kamu akan berpartisipasi lebih pasif. 

Hal ini berdampak meskipun sedikit pada tidur dibandingkan platform media sosial yang secara aktif melibatkan penggunanya untuk merespon.

Semua tergantung pada seberapa banyak keterlibatan yang dibutuhkan oleh interaksi di dalam konten yang tersaji di media sosial. Melihat foto bisa dilakukan dengan cukup tenang dan memiliki dampak yang sedikit. 

Sementara itu, menonton perdebatan politik di media sosial membutuhkan interaksi yang lebih aktif, setidaknya secara emosional. Hal ini juga yang bisa menjadi bukti bahwa bermain media sosial terlalu sering juga bisa meningkatkan risiko alami depresi.

Jika kamu harus menggunakan media sosial sebelum tidur, cobalah untuk menghindari area yang akan merangsang tubuh dan menuntut tubuh untuk terlibat lebih banyak. (*)



Berita ini telah tayang di Media KIM Kabupaten Purwakarta dengan judul: Awas! Terlalu Sering Bermain Media Sosial Bisa Sebabkan Insomnia